Martabat Fakir Dihadapan Allah SWT

Kajian Majelis Ilmu MTsN 5 Pidie bersama Ustaz Nasril Adly, M.Pd

" Penjelasan tentang Tingkatan Martabat Fakir di Hadapan Allah " 

Suatu pertanyaan yang di tanyakan  Oleh Bapak Bustami, S. Ag.M.Pd pada Ustaz Nasril Adly, S.Pdi.M.Pd sebagai Gure Pengajian  rutin tiap hari Selasa bersama Dewan guru MTsN 5 Pidie yang harapan terus bertambah dan terabdet Ilmu serta jadi Amal Ibadah dan Jariyah 

Dalam ajaran Islam, fakir memiliki kedudukan istimewa di hadapan Allah. Fakir di sini bukan hanya merujuk pada kondisi miskin secara materi, tetapi juga pada sikap hati yang merasa selalu membutuhkan Allah. Ada beberapa tingkatan yang dapat diuraikan dalam konteks martabat fakir:

1. Fakir dalam Materi (Fakir Maliyah): 

Ini adalah kondisi seseorang yang tidak memiliki cukup harta untuk mencukupi kebutuhan dasarnya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman tentang orang fakir:

   > "Sesungguhnya sedekah itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah." (QS. At-Taubah: 60)

   Dalam hal ini, Allah memerintahkan umat Islam untuk memperhatikan kaum fakir dengan sedekah dan zakat.

2. Fakir dalam Sifat Kebergantungan pada Allah (Fakir Ilallah): 

Tingkatan yang lebih tinggi adalah kesadaran bahwa seorang hamba selalu bergantung kepada Allah dalam segala hal. Ini adalah puncak tauhid di mana seseorang menyadari bahwa hanya Allah yang bisa memenuhi segala kebutuhannya. Allah berfirman:

   > "Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji." (QS. Fathir: 15)

   Dalam tafsir, ayat ini menunjukkan betapa setiap manusia fakir (membutuhkan) kepada Allah dalam seluruh aspek kehidupannya, baik materi, spiritual, maupun keimanan.

3. Fakir sebagai Sifat Tawadhu' (Kerendahan Hati): 

Fakir di sini adalah rasa rendah diri dan tunduk kepada Allah. Orang-orang yang memiliki sifat ini tidak menganggap dirinya tinggi, bahkan merasa bahwa semua yang dimilikinya hanyalah titipan Allah. Ini sesuai dengan hadits Nabi SAW:

   > “Barang siapa yang rendah hati karena Allah, maka Allah akan mengangkatnya.” (HR. Muslim)

4. Fakir sebagai Tingkatan Zuhud (Kesederhanaan Hidup): 

Fakir dalam konteks zuhud adalah sikap di mana seseorang tidak terlalu terikat dengan dunia dan lebih mengutamakan kehidupan akhirat. Ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:

   > "Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan (yang sebenarnya) adalah hati yang merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Fakir sebagai Keikhlasan (Fakir al-Qalb): Orang yang mencapai martabat ini merasa bahwa dirinya tidak memiliki apapun dan segala sesuatu datang dari Allah. Hatinya ikhlas dalam segala keadaan, baik saat diberi nikmat maupun ujian.

# Dalil-Dalil yang Berkaitan dengan Martabat Fakir:

- **QS. Al-Baqarah: 273**:

 "Berinfaklah kepada orang-orang fakir yang terikat di jalan Allah..."

- **QS. Al-Muzzammil: 20**:

 "Dan berilah sebagian dari apa yang diberikan Allah kepadamu kepada orang-orang yang membutuhkan."

- **HR. Abu Dawud**: 

Nabi Muhammad SAW berkata, “Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin (fakir) dan matikanlah aku dalam keadaan miskin (fakir) dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang miskin (fakir).”

# Kitab Rujukan

Beberapa kitab dan buku yang bisa dijadikan rujukan dalam membahas martabat fakir antara lain:

1. **Ihya Ulumuddin** oleh Imam Al-Ghazali, terutama bab tentang fakir dan zuhud.

2. **Kitab Al-Futuhat Al-Makkiyah** oleh Ibnu Arabi, yang membahas konsep fakir dalam tasawuf.

3. **Al-Hikam** oleh Ibn 'Atha'illah As-Sakandari, yang menguraikan hikmah dari sikap fakir kepada Allah.

4. **Fathul Bari** karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, sebagai syarah dari hadits-hadits tentang fakir dan zuhud.

Penjelasan ini membantu memahami bahwa fakir bukan hanya soal kekurangan harta, tetapi juga tentang kondisi hati yang selalu merasa bergantung dan membutuhkan Allah dalam segala hal.

Posting Komentar untuk "Martabat Fakir Dihadapan Allah SWT "