Pemahaman bahwa rezeki semua makhluk merupakan jaminan dari Allah SWT memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an dan hadis. Dalam Islam, kepercayaan bahwa Allah yang mengatur dan memberikan rezeki kepada semua makhluk adalah konsep yang menegaskan sifat Allah sebagai Al-Razzaq (Maha Pemberi Rezeki). Beberapa dalil yang relevan terkait hal ini adalah:
1. Al-Qur’an Surah Hud (11:6) :
" Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Ayat ini menegaskan bahwa segala makhluk hidup, tidak hanya manusia, mendapatkan jaminan rezeki dari Allah. Rezeki setiap makhluk telah dijamin oleh-Nya, dan Dia mengetahui apa yang terbaik untuk mereka.
2. Al-Qur’an Surah Al-Ankabut (29:60):
" Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. "
Ayat ini menggambarkan bahwa Allah-lah yang memberi rezeki, bahkan kepada makhluk yang tidak memiliki kemampuan untuk mencarinya sendiri. Ini memperkuat keyakinan bahwa usaha manusia hanyalah bagian kecil dari proses mendapatkan rezeki, sedangkan pemberi rezeki sejati adalah Allah.
3. Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat (51:58):
"Sesungguhnya Allah, Dia-lah Pemberi rezeki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh."_
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah sumber utama segala rezeki. Tidak ada kekuatan atau keterampilan manusia yang dapat menggantikan peran Allah dalam memberikan rezeki. Hal ini sesuai dengan pemahaman bahwa semua upaya kita hanya berkontribusi sedikit, dan sisanya bergantung pada kehendak Allah.
4. Hadis Nabi Muhammad SAW:
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Roh Kudus (Jibril) telah membisikkan dalam hatiku bahwa tidaklah seseorang itu akan mati sampai disempurnakan rezekinya, meskipun dia lambat mendapatkannya. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah cara dalam mencari rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram.”_ (HR. Ibnu Majah).
Hadis ini mengajarkan bahwa rezeki setiap makhluk telah ditentukan dan akan sampai kepadanya. Oleh karena itu, manusia perlu menjalankan usaha dengan cara yang halal, tanpa khawatir berlebihan akan hasilnya, karena rezeki akan datang sesuai dengan ketentuan Allah.
Hikmah dari Dalil-Dalil Ini:
Pemahaman bahwa Allah menjamin rezeki semua makhluk dan manusia tidak mampu sepenuhnya mengendalikan kesuksesan atau kegagalan adalah pengingat bahwa hidup adalah rangkaian momentum yang dikendalikan oleh Allah. Setiap upaya manusia hanyalah bagian kecil dalam perjalanan yang lebih besar, yang semuanya tunduk pada kehendak-Nya. Bahkan seorang marketer jenius, sebagaimana yang Anda contohkan, tidak selalu mampu mengulang pencapaian sebelumnya karena keberhasilan tidak sepenuhnya ditentukan oleh skill atau sumber daya, melainkan oleh izin dan takdir Allah.
Sebagaimana daun yang jatuh dari pohon adalah bagian dari ketetapan Allah, begitu juga kehidupan manusia dengan segala rezeki dan ujian yang menyertainya. Hal ini mengingatkan manusia agar senantiasa bersyukur dan amanah dalam menjalankan perannya, karena segala hasil, baik kesuksesan maupun kegagalan, adalah bagian dari rencana besar Allah yang tidak dapat dihindari.
Penutup:
Manusia perlu menyadari bahwa upaya yang mereka lakukan hanyalah sebatas ikhtiar, sedangkan hasilnya mutlak bergantung pada keputusan Allah. Dengan keyakinan ini, manusia akan lebih siap untuk menghadapi segala situasi dalam hidup, baik dalam masa jaya maupun masa sulit, karena semua itu adalah bagian dari kehendak-Nya.
Redaksi : islamictechnotv.com
Posting Komentar untuk "REZEKI JAMINAN ALLAH, SWT"